Senin, 18 April 2016

TENGGELAMNYA KAPAR PESIAR

Sumber kutipan wa group postingan Aloysius Agus Darmana


Sebuah kapal pesiar mengalami kecelakaan di laut dan akan segera tenggelam.
Sepasang suami istri berlari menuju skoci untuk menyelamatkan diri.
Sampai di sana, mereka menyadari bahwa hanya ada tempat untuk satu orang yang tersisa.
Segera sang suami melompat mendahului istrinya untuk mendapatkan tempat itu.
Sang istri hanya bisa menatap kepadanya sambil meneriakkan sebuah kalimat sebelum skoci menjauh dan kapal itu benar-benar menenggelamkannya.
Guru yang menceritakan kisah ini bertanya pada murid-muridnya,
“Menurut kalian, apa yang istri itu teriakkan?”
Sebagian besar murid-murid itu menjawab,
“Aku benci kamu!”
“Kamu tau aku buta!!”
“Kamu egois!”
“Nggak tau malu!”

Tapi guru itu kemudian menyadari ada seorang murid yang diam saja.
Guru itu meminta murid yang diam saja itu menjawab.

Kata si murid, “Guru, saya yakin si istri pasti berteriak, ‘Tolong jaga anak kita baik-baik’”.

Guru itu terkejut dan bertanya, “Apa kamu sudah pernah dengar cerita ini sebelumnya?”

Murid itu menggeleng.
“Belum. Tapi itu yang dikatakan oleh mama saya sebelum dia meninggal karena penyakit kronis.”

Guru itu menatap seluruh kelas dan berkata,    “Jawaban ini benar.”

Kapal itu kemudian benar-benar tenggelam dan sang suami membawa pulang anak mereka sendirian.

Bertahun-tahun kemudian setelah sang suami meninggal, anak itu menemukan buku harian ayahnya.
Di sana dia menemukan kenyataan bahwa, saat orangtuanya naik kapal pesiar itu, mereka sudah mengetahui bahwa sang ibu menderita penyakit kronis dan akan segera meninggal.
Karena itulah, di saat darurat itu, ayahnya memutuskan mengambil satu-satunya kesempatan untuk bertahan hidup.
Dia menulis di buku harian itu,
“Betapa aku berharap untuk mati di bawah laut bersama denganmu. Tapi demi anak kita, aku harus membiarkan kamu tenggelam sendirian untuk selamanya di bawah sana.”

Cerita itu selesai.
Dan seluruh kelas pun terdiam.
Guru itu tahu bahwa murid-murid sekarang mengerti moral dari cerita tersebut,
bahwa kebaikan dan kejahatan di dunia ini tidak sesederhana yang kita sering pikirkan.

Ada berbagai macam komplikasi dan alasan di baliknya yang kadang sulit dimengerti.

Karena itulah kita seharusnya jangan pernah melihat hanya di luar dan kemudian langsung menghakimi,
apalagi tanpa tahu apa-apa.

Mereka yang sering membayar untuk orang lain,
mungkin bukan berarti mereka kaya,
tapi karena mereka menghargai hubungan daripada uang.

Mereka yang bekerja tanpa ada yang menyuruh,
mungkin bukan karena mereka bodoh,
tapi karena mereka menghargai konsep tanggung jawab.

Mereka yang minta maaf duluan setelah bertengkar
mungkin bukan karena mereka bersalah,
tapi karena mereka menghargai orang lain.

Mereka yang mengulurkan tangan untuk menolongmu
mungkin bukan karena mereka merasa berhutang,
tapi karena menganggap kamu adalah sahabat.

Mereka yang sering mengontakmu,
mungkin bukan karena mereka tidak punya kesibukan,
tapi karena kamu ada di dalam hatinya.

Mereka yang sering menyanjungmu setinggi langit,
mungkin bukan karena engkau pahlawan,
tapi mungkin karena mereka memaafkan keburukanmu.

Mereka yang selalu menghinamu dan menghakimimu,
mungkin bukan karena mereka membencimu,
tapi karena mereka ingin menguji ketulusan cintamu...

(Artikel dr teman FB)
Copas
-good inspiration about 'judgement'-

Selasa, 05 April 2016

Rekening Penampung

Alhamdulillah, pada hari Senin 14 Maret 2015 telah terbentuk rekening untuk menampung kontribusi dari keluarga besar Alumni SMAPA'91.

Butku Tabungan

Silahkan yang memiliki kesempatan untuk menyetor,mentransfer kontribusinya ke rekening:
Bank BRI UNIT BESI
No. Rekening    : 3079-01-012209-53-9
Nama                 : Y LAKSHITA PADMAJATI


Mau sekali transfer boleh, mau tiap bulan transfer boleh, mau tiap minggu transfer boleh, mau tiap hari transfer boleh demi suksesnya acara Reuni Perak Alumni SMAPA'91.

Setelah mentransfer mohon memberikan info kepada Mbak Y Lakshita Padmajati atau ke Mbak Elisa Retno Indrawati

Yang transfer maupun yang tidak transfer tetap ditunggu kehadirannya pada acara Reuni Perak Alumni SMAPA'91.

Acara Reuni tidak akan Sukses tanpa kehadiran teman-teman Alumni SMAPA'91.




Jumat, 01 April 2016

Hati-Hati dengan Ucapanmu

SEKILAS TERDENGAR BIASA TAPI BISA BERBAHAYA

Ilustrasi
1. Saudara laki2nya bertanya saat kunjungan seminggu setelah adik perempuannya melahirkan : "Hadiah apa yang diberikan suamimu setelah engkau melahirkan ?"
"tidak ada" jawab adiknya pendek.
Saudara laki2 nya berkata lagi : "Masa sih, apa engkau tidak berharga disisinya ? aku bahkan sering memberi hadiah istriku walau tanpa alasan yang istimewa".
Siang itu, ketika suaminya lelah pulang dari kantor menemukan istrinya merajuk dirumah, keduanya lalu terlibat pertengkaran. Sebulan kemudian, antara suami istri ini terjadi perceraian.

Dari mana sumber masalahnya ?
 Dari kalimat sederhana yang diucapkan saudara laki2 kepada adik perempuannya

2. Saat arisan seorang ibu bertanya : "Rumahmu ini apa tidak terlalu sempit ? bukankah anak2 mu banyak ?".

Rumah yang tadinya terasa lapang sejak saat itu mulai dirasa sempit oleh penghuninya. Ketenangan pun hilang saat keluarga ini mulai terbelit hutang kala mencoba membeli rumah besar dengan cara kredit ke bank.

3. Seorang teman bertanya : 'Berapa gajimu sebulan kerja di toko itu ?".
Ia menjawab : "1,5 juta rupiah". "Cuma 1,5 juta rupiah? sedikit sekali ia menghargai keringatmu. Apa cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupmu ?".

Sejak saat itu ia jadi membenci pekerjaannya. Ia lalu meminta kenaikan gaji pada pemilik toko, pemilik toko menolak dan mem PHK nya. Kini ia malah tidak berpenghasilan dan jadi pengangguran.

4. Seseorang bertanya pada kakek tua itu : "Berapa kali anakmu mengunjungimu dalam sebulan ?" Si kakek menjawab : "Sebulan sekali".
Yang bertanya menimpali : "Wah keterlaluan sekali anak2mu itu. Diusia senjamu ini seharusnya mereka mengunjungimu lebih sering".

Hati si kakek menjadi sempit padahal tadinya ia amat rela terhadap anak2 nya. Ia jadi sering menangis dan ini memperburuk kesehatan dan kondisi badannya.

Apa sebenarnya keuntungan yang kita dapat ketika bertanya seperti pertanyaan2 diatas ?.

Jagalah diri dari mencampuri kehidupan orang lain.
Mengecilkan dunia mereka. Menanamkan rasa tak rela pada yang mereka miliki. Mengkritisi penghasilan dan keluarga mereka dst dst.

Kita akan menjadi agen kerusakan di muka bumi dengan cara ini. Bila ada bom yang meledak cobalah introspeksi diri, bisa jadi kitalah yang menyalakan sumbunya.